Mereka hanya memiliki cinta biasa, tanpa digulung kemewahan dan drama. Ronald dan Vinny hanya dua insan Tuhan, itu saja. Kecuali tentang rasa mereka yang selalu ada. Hati yang terisi dan kosong seiring waktu, tapi mereka masih saling memiliki untuk waktu yang lama. Cukup panjang hingga langit merasa mereka layak untuk bersama, dengan segala kekurangan, semua luka dan buruk rupa. Jadi, apakah kau mempercayai takdir walau tampaknya semua penantianmu seakan sia- sia? Cover Original by : fevrier Tools : Canva Gambar : www.unsplash.com
“Kau tidak pernah berpikiran buruk atau aneh-aneh tentang kami kan? Ellis juga?" (Julie pada Tony) "Perahumu ini kubeli. Berapa harganya?" (Tony pada Ellis) “Kau ini pahit sekali! PAHIT!! Aku yakin hidupmu juga begitu! Pahit, tidak menyenangkan, berantakan! Bersikap saja begitu agar semua orang menjauhimu!” (Ellis pada Zedd) “Tapi kau merindukannya selama ini, Zack. Benar, ‘kan?” (Julie pada Zack) “Kalau aku boleh menginterupsi, aku belum diberitahu apakah tujuan pencarian kita mengenai tempat- tempat romantis ini" (Zack pada Tony) “Kau sendiri? Kau ingin jadi apa nanti, Julie?” (Tony pada Julie) Cover Original by : fevrier Tools : Canva Gambar : www.unsplash.com
“Engku!” jerit Putri Syahidah pada Hamid Yusuf yang terengah- engah dengan pedang bersimbah darah. Matanya memerah bagai banteng si arena laga, dan segera ia memalingkan mukanya mendengar jerit gadis yang ia cintai itu. Jerit itu begitu tinggi dan lain di telinganya. Dan tak jauh dari pintu utama, ia dapatilah gadis itu. Putri Syahidah. Ia terduduk jatuh tiada daya, karena semua daya itu sudah diresap bumi dari kakinya. Wajah putih itu memucat terkejut melihat Tuanku Hamid Yusuf dan pamannya yang tergeletak. Begitupun Yazid, kakanda tertuanya yang tidak bernapas lagi. Semua gejolak amarah Hamid Yusuf surut jauh ke dalam dadanya. Ia pun jatuh terduduk merundukkan wajah, mengemis belas kasih pada gadis itu. “Jangan nilai aku begini, Syahidah,” pintanya. Dadanya tak lepas dari pengharapan akan maaf dari Syahidah, gadis yang telah menebar gembira di hatinya sejak kali pertama ia sambut tangannya. Saat mereka tengah di dermaga kapal, di gejolak laut tak bertepi. Cover Original by : fevrier Tools : Sketchbook Gambar : www.pixabay.com
Ricky Leonard Baker tak pernah menyangka, tabrakan yang hampir menewaskan dirinya malah membawanya dari toko barang harian yang pengap dan melelahkan ke dimensi lain. Dimensi yang mempertanyakan akal sehatnya, sebab selama ini ia tahu diri karena tak pernah benar- benar mempergunakan otaknya. Dimensi yang membuat Rick mau tak mau harus memperturutkan hal yang paling ia benci, agar ia bisa bertahan sampai akhir. Ini bukan sekedar tentang menyelesaikan permainan, tapi juga tentang memihak para gembong kejahatan kelas atas dan pengembalian sanderaan mereka –yaitu tubuhnya sendiri. Dan anehnya, semua kelelahan dan tusukan bukan masalah bagi Rick. Permainan dimulai! Cover Original by : fevrier Tools : Canva Gambar : www.unsplash.com Font : www.free-fonts.com
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.