Kisah seorang pria Trilioner yang harus menikahi wanita yang baginya sakit jiwa. *** Hazelo Zadureingaz Walson mengepalkan tangannya dengan rahang yang mengeras tentunya menahan amarah akibat pertengkaran dengan sang istri yang baru satu bulan Ia nikahi. ****** 15 menit yang lalu. "Kau mau kemana?." Hazelo baru saja pulang dari kantor bertanya pada istrinya sambil melepaskan arloji meletakkan di atas nakas. Mendapati istrinya mengenakan pakaian yang memperlihatkan setiap lekuk disana dengan belahan d**a menonjol dan paha yang terekspose disana bahkan tatto di d**a yang baru kali ini Hazelo lihat terekspose juga. "Bukan urusan mu!." Berkata dengan ketus sambil memasang high heels di kaki nya. Acuh! Sedikit pun tidak melirik kedatangan hazelo suami nya. "Suka atau tidak, aku itu suamimu?!" Hazelo meninggikan suara. "Persetan dengan itu kau Fikir aku peduli???! " Mengherdikan bahu meraih tas dan ponsel nya kemudian. "Gaby kau sudah menikah dan aku berhak tau kau pergi kemana!." "Persetan dengan pernikahan kita!!." Gaby melangkah melawati hazel hendak membuka pintu. "Apa maksud mu?!" Menarik tangan Gaby menahan nya agar tidak pergi. "LEPASKAN!!." "Kau tahu kan Tuan Muda Hazelo yang terhormat, aku tidak pernah tertarik dengan pria!!." Berbicara dengan lantang menekan kalimat terakhir nya. "Lalu mengapa kau menyetujui pernikahan ini?!." Mendorong tubuh Gaby mengukung nya di dinding. "Orang tua ku yang menjodohkan kita sejak masih kecil tuan Hazelo. Perjodohan bodoh ini membuatku tersiksa." Gaby menatap Hazel dengan tatapan benci. "Kau tahu Hazelo?! sedikit pun aku tidak pernah tertarik dengan mu." Mendorong tubuh Hazel menghempaskan tangan nya kemudian meraih handle pintu. Brrrraaakkk! Gaby membanting pintu kamar membuat Hazelo tersentak. "Brengs*k!! Kau benar benar menginjak injak harga diriku Gaby. Kita lihat saja, kau akan tergila gila pada ku dan mengemis cinta setelah aku campak kan." Flash back off... Hazelo masih duduk di tepi ranjang, tangan nya masih mengepal geram atas perilaku istri nya. "Buugh!!" Hazelo memukul dinding dengan tangan nya
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.