Episode .1 Di pagi hari seperti biasa suara tariakan nafas yang berat dan kaki yang gemetar menumpu . terbukalah pintu kelas mengucapkan salam . “Assalamualaikum bu guru , Waalaikum salam iman” hmmp’ Seketika teman seklasnya pun tertawa serempak, terlihat Pak Yono yang sedang mengajar. Pak yono : “ saya tau, dan sudah tidak heran kamu selalu masuk terlambat . setidaknya kamu hafal siapa gurumu. Padahal kan gurumu saya seorang. Iman :” ii..iya pak ma’’af (sambil nyengir, dan menggaruk dadanya) Pak yono : “ yasudah masuk duduk . Iman pun masuk dan mencium tangan gurunya ,terlihat salah satu teman nya yang selalu tertawa geli melihat kelakuan iman. Indah namanya gadis manis dan pintar tetanga rumahnya yang baru pindah 3 bulan yang lalu. Iman pun tidak merasa kesal malah dia mebalas dengan senyum malu bercampur senang , dalam hati iman berkata sampai kapanpun aku berdoa akan melihatmu seperti ini karena ku. Iman pun terus berjalan duduk di bangkunya paling belakang pojok dengan dua temannya dan berbisik kepada iman . Yandi : “padahal kita nunggu di tempat biasa hampir setengah jam iman. “ Drain : “kamu mah kebiasaan walaupun bangun pagi bukan nya langsung siap siap berangkat malah nonton kartun dulu” hadeuuh...”” Iman : “iya iya maaf heheheheeee..” Yandi adalah seorang dengan karakter pemarah dan juga suka menindas jika itu bukan temannya hobinya berkelahi satu minggu sekolah pasti selalu ada berkelahi. Dan Drain adalah seorang yang memiliki wajah rupawan dan selalu menggoda wanita dikelasnya terkecuali indah karena drain tau iman menyukainya padahal waktu itu mereka masih kelas 6 SD. Tidak terasa Jam menunjukan 12:00 siang ,waktunya iman dan teman temannya pulang. dengan berjalan kaki iman dan dua temannya terpisah arah pulang . di saat perjalanan iman sedang sedirian dengan akar ranting yang iya seret ketanah indah pun lewat dengan di bonceng ayahnya mengajak iman untuk pulang bareng tapi iman menolak ajakan ayah indah . Ayah indah :”iman hayu bareng “ Indah : “ hayu iman kita kan searah “ Iman : “ iya ayah indah tapi iman mau ke kebun dulu tadi di suruh mamah mau ngambil wadah”
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.